Gilang Lukman Hakim, seorang mahasiswa dari program Magister Teknik Pengendalian Pencemaran Industrial (MTPPI), mendapatkan penghargaan sebagai Best Presenter di ajang Seminar Nasional 5th Environmental Science and Engineering Conference (ESEC) yang diadakan pada 17 September 2024 lalu. Acara bergengsi ini diselenggarakan oleh UPN Veteran Jawa Timur dan dilakukan secara hybrid (luring dan daring) sehingga memungkinkan peserta dari berbagai daerah untuk bergabung dalam diskusi tentang keberlanjutan ekologis dan solusi inovatif untuk lingkungan.
Topik yang dipresentasikan pada ajang tersebut yakni memiliki judul “Optimasi Komposisi Red Mud dan Dosis Asam Sitrat untuk Pengaplikasian Phytomining pada Lahan Red Mud.” Seperti yang kita tahu red mud merupakan residu dari pengolahan dan pemurnian bauksit menjadi alumina dimana limbah ini dikenal memiliki pH yang sangat basa sehingga menjadi tantangan besar bagi pertumbuhan tanaman. Penelitian ini sangat relevan dalam konteks Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) karena mendukung pengelolaan yang berkelanjutan dan efisien dari sumber daya alam, termasuk penggunaan red mud sebagai bahan untuk phytomining dan remediasi lahan.
Proses phytomining merupakan suatu metode untuk mengekstrak logam berharga dari suatu substrat (tanah). Tidak hanya itu, phytomining juga dapat sekaligus meremediasi dan memperbaiki struktur substrat yang tercemar dimana proses ini sangat bergantung pada kondisi pH substrat. Kondisi basa yang terkandung pada red mud mengharuskan adanya penyesuaian terlebih dahulu sebelum pengaplikasian phytomining. Berangkat dari hal tersebut, Gilang melakukan suatu pendekatan inovatif dengan melakukan optimasi penambahan asam sitrat dan pengaturan komposisi red mud untuk menciptakan substrat yang lebih friendly bagi pertumbuhan tanaman. Penambahan media tanam dan asam sitrat pada red mud bertujuan untuk menurunkan pH serta memberikan suplai nutrisi pada substrat.
Selama presentasi berlangsung, Gilang menekankan pentingnya keseimbangan ekologis dan perlunya praktik berkelanjutan dalam pengelolaan limbah industri. Penelitiannya tidak hanya berkontribusi pada bidang ilmu lingkungan tetapi juga sejalan dengan SDGs pada poin ke 12, dan 15, yaitu berupa pengelolaan yang berkelanjutan dan efisiensi penggunaan sumber daya alam; serta pelestarian ekosistem darat dan rehabilitasi lahan yang terdegradasi.
Konferensi ini menyediakan wadah bagi peneliti, praktisi, dan mahasiswa untuk berbagi temuan mereka dan mendiskusikan solusi inovatif untuk permasalahan lingkungan yang relevan. Prestasi yang didapatkan Gilang sebagai Best Presenter adalah bukti kerja keras dan dedikasinya untuk memajukan pengetahuan di bidang teknik lingkungan.
Gilang mengungkapkan rasa syukurnya atas kesempatan untuk mempresentasikan penelitiannya dan menyoroti pentingnya kolaborasi dalam mengatasi tantangan lingkungan. Ia berharap bahwa karyanya dan keberhasilan di ESEC 2024 DAPAT menginspirasi banyak orang untuk tetap berkarya dan memberikan solusi terhadap permasalahan lingkungan sehingga dapat tercipta dunia yang lebih hijau dan berkelanjutan