Badan Pengelola Dana Perkebunan (BPDP) resmi mengumumkan daftar penerima Grant Riset Sawit (GRS) 2025 melalui Pengumuman Nomor PENG-3/BPDP.4/2025 pada 9 November 2025. Empat tim dari Universitas Gadjah Mada (UGM) tercatat lolos seleksi presentasi, salah satunya adalah tim Departemen Teknik Kimia yang dipimpin oleh Dr. Hanifrahmawan Sudibyo. Tim ini mengusulkan penelitian berjudul “Optimasi Produksi dan Aplikasi Biochar Berbasis Biomassa Kelapa Sawit: Strategi Meraih Carbon dan Nutrient Credit untuk Industri Sawit Berkelanjutan”, yang selaras dengan SDGs 13 (Climate Action) dan 15 (Life on Land).
Penelitian ini melibatkan kolaborator dari UGM (Prof. Arief Budiman, Prof. Wiratni, Dr. Eng. Ngadisih, Dr.nat.techn. Rizki Maftukhah, dan Robertus D. D. Putra, S.T., M.Eng., Ph.D.), BRIN (Dr. Ai Dariah dan Dr. Edi Wiloso), IPB University (Dr. Joni Jupesta), serta mitra industri dari PT Astra Agro Lestari Tbk. Riset akan difokuskan pada tiga aspek utama: fabrikasi biochar, uji agronomi, serta kajian Life Cycle Assessment (LCA) dan teknoekonomi. Pada tahap fabrikasi, tim menargetkan pengembangan biochar dengan rendemen tinggi dan stabilitas karbon jangka panjang. Uji agronomi akan menelaah dampak aplikasi biochar terhadap fisiologi tanaman, fiksasi nutrisi, perubahan sifat fisik–kimia–biologi tanah, serta emisi gas rumah kaca pada fase vegetatif tanaman sawit belum menghasilkan. Sementara itu, studi LCA akan menghitung potensi kredit karbon berdasarkan jumlah karbon stabil yang tersimpan dikurangi seluruh emisi proyek menggunakan metodologi Verra VM0044 atau Gold Standard BCRS, menghasilkan estimasi Net Avoided Emission sebagai dasar perhitungan VCU/VER.
Selain kredit karbon, penelitian ini juga menargetkan perolehan nutrient credit melalui kuantifikasi co-benefits agronomi. Pengurangan kebutuhan pupuk N, P, dan K setelah aplikasi biochar dihitung sebagai ΔN, ΔP, dan ΔK, kemudian dikonversi menjadi nutrien yang dihemat (kg/ha/tahun) serta emisi yang dihindari menggunakan faktor emisi IPCC 2019. Apabila metodologi co-benefit diakui dalam skema karbon, nilai tersebut dapat dikonversi menjadi Nutrient Offset Units (NOUs) yang dapat diklaim sebagai co-benefit credits atau Sustainable Agriculture Enhancement Units (Gold Standard). Luaran penelitian mencakup kredit nutrien per hektare per tahun, estimasi emisi pupuk yang terhindarkan, serta peningkatan efisiensi pemanfaatan nutrisi.


