Ika Novita Solikhah1), Mita Kusumaningrum1), Sakti Prakarsa Dewa1), Endah Rosyidiah2), Melati Ratnasari2).
. 1Prodi Teknik Kimia, Prodi Teknik Fisika, Fakultas Teknik
Email : ika.novita.s@mail.ugm.ac.id, mita.kusumaningrum@mail.ugm.ac.id, sakti.prakarsadewa@mail.ugm.ac.id
2Prodi Farmasi, Fakultas Farmasi
Email : endah.rosyidiah@mail.ugm.ac.id, melati.ratnasari@mail.ugm.ac.id
Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, 55281, Indonesia.
Salah satu kekayaan alam Indonesia adalah madu (honey bee) yang memiliki banyak khasiat untuk kehidupan, misalnya untuk obat dan kecantikan. Jenis madu yang dijadikan obat harus memiliki kadar air sekitar 18% (syarat produksi dari WHO) untuk mencegah terjadinya proses fermentasi. CV. Sambung Nyowo Grup mendapatkan madu dari peternak dengan kadar air 25% (melebihi syarat dari WHO). Selama ini cara mengkondisikan kadar air dalam madu dari 25% menjadi 18% dengan bantuan alat dehumidifier dan AC memerlukan waktu 5–7 hari sehingga kurang efektif. Melalui Program Kreatifitas Mahasiswa Penerapan Teknologi (PKM-T), Tim membuat alat untuk memecahkan masalah tersebut yaitu ‘HBD (Honey Bee Dryer) : Inovasi Alat Pengering untuk Meningkatkan Kapasitas Usaha Kecil Menengah Berbasis Madu’. HBD mempunyai 2 sistem, sistem alat 1 digunakan untuk mengkondisikan udara ruangan agar menjadi udara kering dan sistem alat 2 digunakan untuk menurunkan kadar air dalam madu. HBD mampu menurunkan kadar air madu dari 25% menjadi 18% dengan kapasitas 25 kg selama 1 hari secara higienis dan steril dengan berbasis teknologi drying yang dilengkapi exhaust dan natural silika gel. Inovasi alat yang telah dibuat mampu meningkatkan kapasitas produksi madu mitra sebesar 39% dalam sebulan dan menyelesaikan permasalahan yang ada di mitra.