Rara Ayu Lestary atau biasa dipanggil Rara, mahasiswi program Magister Teknik Kimia berhasil menjadi wisudawan terbaik UGM Program Pascasarjana Periode III Tahun Ajaran 2020/2021 (22 April 2021). Mahasiswi kelahiran Jambi, 23 tahun silam tersebut berhasil menyelesaikan studi dalam waktu 1 tahun 11 bulan 18 hari dengan IPK sempurna 4,0. “Rencananya setelah lulus, saya ingin mencoba melamar jadi dosen entah di Jawa atau balik ke Jambi, tergantung mana yang menerima”, tutur bungsu dari dua bersaudara ini ketika ditanya tentang target selanjutnya. Bagi Rara, profesi dosen merupakan profesi yang paling sesuai minatnya. “Dengan menjadi dosen, saya berharap bisa menjadi teladan bagi mahasiswa dan menyelipkan nilai-nilai kebaikan dalam setiap penyampaian materi perkuliahan” lanjut Rara.
Sebelum menempuh pendidikan pascasarjana di Teknik Kimia UGM, Rara merupakan salah satu lulusan terbaik S1 Teknik Kimia Universitas Negeri Sebelas Maret (UNS). Rara kemudian memilih Teknik Kimia UGM sebagai almamater jenjang berikutnya karena dua alasan. Pertama, UGM merupakan salah satu universitas terbaik di Indonesia sehingga tidak perlu ada keraguan lagi untuk dipilih sebagai stepping stone lanjutan. Selain itu, Rara juga memiliki keinginan untuk merasakan atmosfer baru di lingkungan Teknik Kimia UGM. “Saya pengen cari suasana baru, pengen keluar dari zona nyaman juga, dan ingin tau lingkungan baru, teman-teman baru, dan dosen baru”, ujar Rara.
Rara menulis tesis tentang mikrokristalin selulosa dengan judul “Pemutihan Pulp Jerami Padi dengan Hidrogen Peroksida berbantu Gelombang Mikro : Studi Kinetika dan Optimasi” di bawah bimbingan Prof. Ir. Wahyudi Budi Sediawan, S.U., Ph.D. dan Ir. Moh. Fahrurrozi, M.Sc., Ph.D.,IPU. Proses riset tesis dilakukan secara komprehensif bersama dengan 2 rekannya. “Dalam melaksanakan penelitian ini, saya bekerja dalam tim bersama 2 rekan seangkatan saya. Hal itu karena pembuatan mikrokristalin selulosa ini kan terdiri atas 3 tahapan yaitu delignifikasi, bleaching (pemutihan), dan hidrolisis. Nah, saya kebagian jatah memvariasikan proses bleaching. Teman saya, mengerjakan delignifikasi dan hidrolisis hingga akhirnya diperoleh produk berupa mikrokristalin selulosa”, jelas Rara. Rara berharap agar hasil penelitiannya yang berupa data studi kinetika mikrokristalin selulosa dapat dikembangkan lebih lanjut untuk skala komersial. Adapun mikrokristalin selulosa dinilai memiliki banyak manfaat karena merupakan fine product yang bisa digunakan sebagai eksipien obat. “Mikrokristalin selulosa itu perlu sekali untuk dikembangkan karena saat ini pemenuhan kebutuhan eksipien obat Indonesia kebanyakan masih impor”, tambah perempuan yang penelitiannya dipresentasikan dalam The 13th AUN/SEED-Net Regional Conference on Chemical Engineering 2020 (RCChE-2020) di Kamboja..
Kehidupannya selama pascasarjana Teknik Kimia UGM menurut Rara cukup menyenangkan meskipun tidak semulus yang seperti kebanyakan orang lain kira. Rara beberapa kali mendapatkan kendala selama mengerjakan tesis. Mulai dari kesulitan menentukan metode percobaan yang tepat hingga data analisis yang tidak sesuai harapan. Namun, berkat etos kerja dari Rara disertai dukungan dari orang tua dan lingkungan sekitar membuat Rara akhirnya bisa menyelesaikan semua tanggung jawabnya dengan baik. “Yang penting itu kerjakan semua hal sebaik mungkin dengan fokus 100% dan kenali batas dirimu sendiri agar tidak kelelahan yang ujung-ujungnya bikin sakit sehingga kinerja ga maksimal. Istirahat yang cukup”, pungkas Rara.