Lomba Indonesia Chemical Engineering Challenge (IChEC) yang diadakan oleh Institut Teknologi Bandung telah berlangsung sejak 17 tahun yang lalu. Lomba ini diadakan untuk mahasiswa Teknik Kimia tingkat regional ASEAN. Pada tahun 2016 ini diikuti oleh mahasiswa Teknik Kimia dari berbagai universitas/institut di Indonesia, Malaysia, Thailand, dan Filipina. Terdapat 4 mata lomba yaitu : Plant Design Competition, Problem Solving Competition, Debate Competition, dan Poster Competition.
Tahun ini Departemen Teknik Kimia UGM berhasil meraih Juara 1 dalam Plant Design Competition dan Juara 2 dalam Problem Solving Competition. MEGATRON Project (Mono Ethylene Glycol/MEG Plant for ASEAN Textile Industry from Coal Based Syngas) adalah project yang diusulkan tim PD73 yang memenangkan lomba ini. Tim PD73 yang dibimbing oleh Dr Wiratni, terdiri dari 3 mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2012, yaitu Muhamad Hartono, Adimas Prasetyaaji, dan Ghazy Ammar Nafis. Pabrik yang dirancang oleh tim PD73 ini bertujuan untuk memaksimalkan pemanfaatan batubara lignit di Indonesia menjadi bahan kimia yang bernilai lebih tinggi, yaitu Monoethylene Glycol (MEG). Bahan utama pabrik ini adalah batubara berjenis lignit yang jumlahnya melimpah di Sumatera Selatan. Saat ini, batubara lignit hanya dimanfaatkan sebagai pembangkit listrik. Di sisi lain, MEG merupakan bahan baku pembuatan poliester yang memiliki pangsa pasar yang baik di Indonesia. Poliester merupakan bahan yang penting bagi industri tekstil, dan industri ini mampu menyerap tenaga kerja sebanyak 10-70% dari total tenaga kerja di sektor industri. Selain itu, industri ini diprediksi terus meningkat karena penggunaan cotton telah digantikan oleh poliester yang sifatnya tahan lama, tahan terhadap bakteri, dan juga ringan. Rancang pabrik yang dibuat oleh tim PD73 UGM berfokus pada keunggulan performa proses sintesis, perancangan process safety yang sangat komprehensif, serta upaya minimasi dampak negatif terhadap lingkungan ketika pabrik dibangun.
Sebelum ke babak final, tim PD73 termasuk dalam peringkat 17 dari 30 pemenang abstrak terbaik, yang dipilih diantara banyak usulan abstrak. Selanjutnya 30 tim pemenang abstrak, masing-masing diwajibkan mengirimkan paper tentang rancangan pabriknya. Selanjutnya dipilih 5 paper terbaik diantara 30 pemenang abstrak yang mengirimkan paper. Dalam seleksi paper, PD73 dari UGM meraih peringkat 1, mengungguli 2 tim dari ITB dan 2 tim dari Universitas Parahyangan. Untuk memperebutkan gelar juara, tim 5 besar wajib mempresentasikan rancangan pabriknya dihadapan 3 orang juri (dari Rekind, Tekmira dan seorang professor dari Korea) pada hari Jumat tanggal 18 Maret 2016 di ITB. Presentasi di babak final yang apik dan nilai paper yang tinggi mengantarkan tim PD73 UGM berhasil menjuara Plant Design Competition. Peringkat 2 dan 3 masing-masing diraih oleh tim ITB dan Universitas Parahyangan. Pada tahun 2016 ini, pertama kalinya UGM berhasil menjadi juara 1 di mata lomba Plant Design Competition. Sebelumnya, UGM hanya berhasil menduduki peringkat 3 selama 2 tahun berturut-turut, yaitu 2014 dan 2015.
Dalam Problem Solving Competition, peserta diminta menyusun proses yang optimum dalam mensintesis metanol dari batubara (lignit). Proses seleksi dalam Problem Solving Competition diawali dengan tahap seleksi paper, selanjutnya paper yang terpilih diminta untuk presentasi. Pada tahap seleksi paper, dipilih 5 besar untuk ke babak final, yaitu 1 tim UGM, 3 tim ITB, dan 1 tim dari Chulalongkorn University (Thailand). Diantara 5 besar, tim PS25 UGM yaitu Arfian Fauzi dan Irfan Asyam – keduanya mahasiswa Teknik Kimia angkatan 2012 yang dibimbing oleh Dr Muhammad Mufti Azis, yang dalam seleksi paper menduduki peringkat 1, namun dalam babak final (presentasi) PS25 UGM hanya meraih Juara 2 dalam Problem Solving Competition, sedangkan Juara 1 dan Juara 3 masing-masing diraih oleh ITB dan Chulalongkorn University.