Yogyakarta, Indonesia — Universitas Gadjah Mada (UGM) melalui tim penelitinya resmi memperoleh pendanaan International Science Partnerships Fund (ISPF) dari British Council untuk proyek riset kolaboratif dengan Imperial College London (ICL), Inggris. Informasi pendanaan ini disampaikan secara resmi melalui surat Direktorat Jenderal Riset dan Pengembangan (Ditjen Risbang) melalui Direktorat Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (DPPM) nomor 1563/C3/DT.05.00/2025 tanggal 21 November 2025.
Tim UGM dipimpin oleh Dr. Hanifrahmawan Sudibyo (FT UGM) dengan anggota Prof. Wiratni, Dr. Lisendra Marbelia, dan Dr. Akmal Irfan Majid. Di pihak Inggris, kolaborasi ini dipimpin oleh Dr. Anna Hankin dari Imperial College London. Proyek ini terpilih dalam skema hibah ISPF di bawah tema Advanced Materials and Manufacturing, yang berfokus pada pengembangan material canggih dan teknologi manufaktur berkelanjutan.
Proyek penelitian bersama ini mengusung inovasi dalam sintesis, integrasi, dan pemanfaatan material biohibrida multifungsi yang berasal dari residu agroindustri yang selama ini kurang dimanfaatkan, seperti empty fruit bunches (EFB), palm trunks (PT), serta crude glycerol. Di Indonesia, limbah cair kelapa sawit atau POME umumnya diolah melalui sistem kolam terbuka yang menghasilkan emisi metana dan memunculkan tantangan lingkungan. Demikian pula, crude glycerol sebagai produk samping industri biodiesel sering tidak dimanfaatkan karena kandungan impuritasnya.
Melalui riset ini, kedua jenis limbah tersebut akan dikonversi menjadi produk bernilai tinggi menggunakan platform bio-elektrokimia hibrida. Material biohibrida yang direkayasa—melalui pendekatan nitrogen doping dan impregnasi logam transisi—memiliki fungsi ganda sebagai microbial immobilization scaffolds dalam proses anaerobic digestion serta sebagai elektrokatalis pada reaksi oksidasi gliserol. Material ini dirancang untuk mendukung mekanisme direct interspecies electron transfer (DIET) pada kondisi ORP yang dikontrol ketat, sekaligus memungkinkan produksi hidrogen dari gliserol secara lebih efisien dibandingkan elektrolisis air.
Integrasi teknologi ini dalam satu platform modular memungkinkan produksi simultan biomethane dan biohydrogen, mewujudkan model circular economy yang mengubah limbah industri menjadi sumber energi bersih. Dari sisi manufaktur, metode produksi material berbasis pirolisis skala-besar dan modifikasi kimia yang terukur juga membuka peluang implementasi desentralisasi yang sesuai dengan distribusi biomassa di Asia Tenggara.
Proyek ini mencerminkan prinsip utama bidang advanced materials and manufacturing: pengembangan material inovatif dengan fungsi multifungsi, pemanfaatan bahan baku berkelanjutan, intensifikasi proses, dan strategi manufaktur lokal. Hasil riset diharapkan dapat memberikan jalur transformatif bagi produksi energi bersih, dekarbonisasi industri, serta penguatan ekonomi sirkular—sekaligus memperkuat kolaborasi strategis Indonesia–Inggris dalam inovasi teknologi berkelanjutan.
Hibah ISPF ini menjadi langkah penting bagi UGM dan mitra internasional dalam memperluas kontribusi ilmiah dan memperkuat kapasitas riset global, terutama pada bidang pengelolaan limbah biomassa, pengembangan material canggih, dan teknologi energi bersih.

