
Pusat Kajian LKFT Universitas Gadjah Mada bekerja sama dengan PLN Indonesia Power dalam pelaksanaan kajian risiko HAZOP serta pendampingan teknis uji coba co-firing amonia dan batu bara di PLTU Labuan Unit II. Kegiatan ini berlangsung dari Oktober 2024 hingga Maret 2025, dipimpin oleh Prof. Chandra Wahyu Purnomo dan tim ahli dari Departemen Teknik Kimia UGM. Kerja sama ini menjadi bagian dari upaya mendukung transisi energi nasional menuju sistem pembangkit rendah karbon.
Co-firing dengan amonia menjadi solusi alternatif yang menjanjikan karena tidak menghasilkan emisi CO₂. Namun, penggunaannya memerlukan penanganan risiko yang ketat karena sifat amonia yang mudah terbakar dan beracun. Oleh karena itu, kajian HAZOP dan HAZID dilakukan untuk memetakan potensi bahaya, mengevaluasi sistem keselamatan, serta memastikan seluruh proses berjalan aman sesuai standar industri.
Hasil kajian menunjukkan bahwa uji coba co-firing berjalan efektif tanpa adanya ammonia slip dan tanpa peningkatan signifikan pada emisi NOx. Rekomendasi teknis dari workshop HAZOP/HAZID telah diimplementasikan dengan baik, mendukung tercapainya target zero accident. Meskipun demikian, proses saat ini masih terbatas pada empat dari delapan burner yang tersedia, sehingga diperlukan kajian lanjutan terhadap desain vaporizer, sistem suplai ammonia, dan kesiapan operasional jangka panjang. Kerja sama ini juga mendukung pencapaian Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), terutama poin 7 (energi bersih), 9 (inovasi industri), 12 (produksi berkelanjutan), dan 13 (penanganan perubahan iklim). Kajian ini menjadi bukti sinergi antara akademisi dan industri dalam menghadirkan solusi teknologi yang aman, efisien, dan berkelanjutan untuk sistem pembangkit nasional.